Sistem Informasi Manajemen
"Sistem Pendukung
Keputusan"
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) biasanya dibangun untuk mendukung solusi
atas suatu masalah atau untuk suatu peluang. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan
(SPK) digunakan dalam pengambilan keputusan. Aplikasi Sistem Pendukung
Keputusan (SPK) menggunakan CBIS (Computer Based Information Systems) yang
fleksibel, interaktif, dan dapat diadaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung
solusi atas masalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur.
Menurut Bonczek, dkk., (1980) dalam buku Decision Support System And
Intelligent Systems (Turban, 2005: 137) mendefinisikan sistem pendukung
keputusan sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang
saling berinteraksi, yaitu:
1. Sistem bahasa (mekanisme untuk
memberikan komunikasi antara pengguna dan komponen sistem pendukung lain).
2. Sistem pengetahuan (respositori
pengetahuan domain masalah yang ada pada sistem pendukung keputusan atau
sebagai data atau sebagai prosedur).
3. Sistem pemrosesan masalah
(hubungan antara dua komponen lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapasitas
manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan).
Karakteristik dari sistem pendukung keputusan yaitu :
1. Mendukung proses pengambilan
keputusan suatu organisasi atau perusahaan.
2. Adanya interface manusia/mesin
dimana manusia (user) tetap memegang kontrol proses pengambilan keputusan
3. Mendukung pengambilan keputusan
untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur serta mendukung beberapa
keputusan yang saling berinteraksi
4. Memiliki kapasitas dialog untuk
memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan.
5. Memiliki subsistem yang
terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem
6. Memiliki dua komponen utama yaitu
data dan model
Adapun kriteria atau ciri-ciri dari keputusan adalah sebagai berikut:
1. Banyak pilihan atau alternatif
2. Ada kendala atau surat
3. Mengikuti suatu pola/model
tingkah laku, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur
4. Banyak input/variabel
5. Ada faktor resiko. Dibutuhkan
kecepatan, ketepatan, dan keakuratan
Menurut Simon ada tiga fase dalam proses Pengambilan Keputusan diantaranya
sebagai berikut;
1.
Intellegence
Tahap ini merupakan proses
penelusuran dan pendeteksian dari ruang lingkup problematika secara proses
pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasi masalah.
2.
Design
Tahap ini merupakan proses
menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa
dilakukan. Tahap ini meliputi menguji kelayakan solusi.
3.
Choice
Pada tahap ini dilakukan proses
pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil
pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan
keputusan.
Secara garis besar sistem pendukung keputusan dibangun oleh tiga komponen
utama yaitu:
1.
Subsistem Data (Database)
Subsistem data merupakan komponen
pendukung keputusan yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data
tersebut disimpan untuk diorganisasikan dalam sebuah basis data yang
diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis
data (Database Management System)
2.
Subsistem Model (Model Base)
Model adalah suatu tiruan dari
alm nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang model adalah bahwa
model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata,
sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu,
dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga
fleksibilitasnya. Hal lain yang harus diperhatikan adalah pada setiap model
yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang
komprehensif mengenai model yang dibuat.
3.
Subsistem Dialog (User System Interface)
Subsistem dialog adalah fasilitas
yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara
interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog
sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikas dengan sistem
yang dibuat.
Adapun tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut :
1.
Membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah
yang terstruktur
2.
Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan
bukan dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer
3.
Meningkatkan efektifitas keputusan yang diambil
lebih dari perbaikan efesiensinya
4.
Kecepatan komputasi komputer memungkinkan para
pengambil keputusan untuk banyak melakukan komputasi secara cepat dengan biaya
rendah
Peningkatan produktivitas
membangun suatu kelompok pengambilan keputusan, terutama para pakar, bisa
sangat mahal.
Sistem pendukung keputusan komputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok
dan memungkinkan para anggotanya untuk berada diberbagai lokasi yang
berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu produktifitas staf
pendukung (misalnya analisi keuangan dan hukum) bisa ditingkatkan produktifitas
juga bisa ditingkatkan menggunakan peralatan optimalisasi yang menjalankan
sebuah bisnis (Nurdin 2012: 54)
Sistem Pendukung keputusan adalah sistem berbasis komputer yang membantu
para pengambil keputusan mengatasi berbagai masalah melalui interaksi langsung
dengan sejumlah database dan perangkat lunak analitik. Tujuan dari sistem
adalah untuk menyimpan data dan mengubahnya ke informasi yang terorganisir yang
dapat diakses dengan mudah, sehingga keputusan-keputusan yang diambil dapat
dilakukan dengan cepat, akurat, dan murah.
Sistem pendukung keputusan ini beroperasi dalam konteks sistem informasi
global untuk melayani unit bisnis yang spesifik dalam suatu perusahaan. Sistem
pendukung tidak terlepas dari sistem informasi global yang lebih komprehensif.
Sistem pendukung keputusan yang berhasil harus mempercepat aliran informasi ke
pengambil keputusan. Data yang disimpan harus berkesinambungan secara terjadwal
dan dapat diakses dengan mudah.
- Sistem Database
Database adalah sekumpulan data mentah yang disusun menurut logika tertentu
terorganisasi dalam bentuk yang dapat disimpan dan diproses oleh komputer.
Contoh database dapat berisi data pegawai, data penjualan, pembayaran, dan
lain-lain. Data internal dari acounting, keuangan, penjualan, dan bidang-bidang
bisnis lainnya yang disimpan dalam suatu sistem komputer dan disusun menurut
logika tertentu disebut sebagai internal database.
Database seringkali disimpan dalam suatu perangkat tertentu pada komputer,
seperti hard disk, compact disk, dan sebagainya. Hubungan antar sistem database
dan sistem software sangat kuat karena sistem database yang dipakai sangat
menentukan kemudahan aksesnya data sementara software sendiri memungkinkan
peneliti memanipulasi data untuk dianalisis.
Bagian software dari sistem pendukung keputusan terdiri dari berbagai macam
tipe program yang memberitahukan komputer, printer, dan perangkat keras
(hardware) lainnya apa yang harus dikerjakan. Software spreadsheet dan paket
statistik misalnya, sangat memudahkan kita dalam menganalisis data. Software
sistem pendukung keputusan memungkinkan seorang manajer untuk mengkombinasikan
dan merestrukturisasi database, menduga hubungan, memperkirakan variabel, dan
menganalisis bermacam-macam bentuk data.
Mayoritas software saat ini sudah sedemikian user-friendly yang memudahkan
orang awam mengatur dan mengontrol tugas dan keluaran komputer. Seorang manajer
dapat duduk dekat sebuah terminal komputer dan dengan cepat mengambil data
file, melakukan analisis kreativitas, memodifikasi, atau menghasilakn informasi
dalam bentuk yang menarik untuk melakukan evaluasi alternatif atau konsekuensi.
3. Manajemen Input
Yang disebut sebagi input adalah semuamasukan yang akan diproses, termasuk
di dalamnya numerik, teks, suara, dan gambar yang masuk ke dalam sistem
pendukung keputusan tersebut.
Manajer sistem pendukung keputusan, system analyst, dan computer programmer
bertanggung jawab terhadap sistem secara keseluruhan. Meskipun demikian, tugas
input dibagi-bagi ke berbagai fungsi dalam organisasi. Peneliti bisnis,
akuntan, pustakawan, personel penjualan, manajemen produksi, dan yang lainnya
dalam organisasi mengumpulkan data dan memberikan input ke sistem pendukung
keputusan tersebut. Data input dapat berasal dari sumber internal organisasi
atau dari luar organisasi
4. Arsip Data Terkomputerisasi
Berdasarkan sejarah, bentuk database muncul pertama kali pada perpustakaan.
Mula-mula dalam bentuk kertas atau buku. Kemudian berkembang terus hingga ke
bentuk digital, dalam CD-ROM, dan sebagian lagi terdapat di Internet. Di abad
ke-21 nanti, akan lebih banyak lagi data yang akan disimpan dalam bentuk
digital dalam sebuah arsip data terkomputerisasi.
Saat ini para pelaku bisnis dapat menggunakan PC dan Modem untuk mengakses
pelayanan informasi on-line tanpa harus meninggalkan kantornya, jumlah data
yang dapat diakses secara on-line melalui komputer sangat besar. Database
terkomputerisasi yang dijual oleh distributor atau vendor menjadi sangat
penting.
Berdasarkan bentuk/media penyimpannya, data base dapat berupa;
Bibliografi dan database teks, contohnya abstraksi jurnal dan artikel koran
1. Database statistik, database
geografis termasuk pula di dalam database statistik
2. Database finansial
3. Database video
5. Jaringan dan Pertukaran Data Elektronik (Electronic Data Interchange)
PC selain dapat bekerja secara independen juga dapat dihubungkan dengan
komputer-komputer lainnya, yang dinamai jaringan. Jaringan menghubungkan dua
atau lebih komputer sehingga data, software, maupun hardware dapat dipakai
bersama-sama. Pertukaran data elektronik mengintegrasikan satu sistem komputer
perusahaan dengan sistem komputer perusahaan lain. Saat ini input pada Sistem
Pendukung Keputusan suatu perusahaan lebuh banyak datang dari jaringan yang
digunakan juga oleh perusahaan lain.
Sumber
Nofriansyah, Dicky. 2014. Konsep Data Mining VS Sistem Pendukung
Keputusan. Yogyakarta: Deepublish
Wibisono, Dermawan. 2003. Riset Bisnis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar